Minggu, 13 Mei 2012

Mungkin ini yang terbaik

Kian terasa luka menyayat perih tak kunjung terobati akan cintamu.
Jalan cintamu sangat berat tuk ku tempuh tanpa kau menuntun langkah yang tertatih.
Seringkali hatiku terantuk oleh batu ketidakpedulianmu namun rasa mengalahkannya.
Aku terjatuh, jatuh & jatuh lagi tapi kau tak memapahku ke tempatmu untuk menyeka peluh rindu di tubuhku.
Sungguh, beban ini terlalu berat hingga ku tersungkur dalam penantian tak berakhir.
Ya, hanya senyum yang tersungging di bibir yang ingin menyampaikan bahwa aku membawa segenggam cinta untukmu.
Teringat janji manismu memberi semangat buatku tuk berlari tanpa henti pada tempatmu berada.
Namun dimana aku sekarang ?
Kembali ku jejaki tanah kering kerontang seperti jiwaku yang menjerit menyebut namamu.
Tempat yang asing buatku di penuhi orang-orang yang tak ku kenal mengulurkan kasih namun ku menolak demi dirimu.
Semakin jauh ku mencari namun tak ku temukan dirimu di antara mereka.
Hingga ... Aku tersungkur, terjerembab & tak mampu bangkit lagi.
Air mata darah yang mengalir membuat pandangan berkunang-kunang & kabur menatap kerumunan orang mengitariku.
Adakah kau disana ? Atau kau tak pernah tau akan diriku ?
Ahh . . . Otakku tak sanggup memikirkannya, suaramu yang kenal jua tak berbisik di telingaku & semuanya terasa semakin memudar.
Hela nafasku tersengal oleh sesuatu yang hendak keluar dari tubuhku, namun, sebelum segalanya berakhir.
Aku ingin mengatakan sesuatu padamu, bahwa aku masih mencintaimu.
Hingga segalanya terasa semakin pekat, gelap, hening & damai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harap berkomentar dengan baik dan benar serta sesuai dengan artikel diatas ..